Bro, Bagian 1

8 AGUSTUS 2013



--Jon--

Langkah demi langkah ku jalani. Jalan setapak yang cukup sepi berada di hadapanku. Kala itu, malam hari menusuk kulitku dan dagingku. Ini malam yang dingin. Sangat dingin. Mana aku tidak pakai jaket lagi. Menenteng tas yang agak berat. Koperku yang berwarna sudah hampir kusam. Ransel yang sudah tipis bahannya.

Aku memutar-mutar gantungan kunci ruangan apartemenku yang baru. Melakukannya tanpa arti pasti. Aku merasa senang dengan apartemen baruku ini. Ini tahun awal aku tinggal di apartemen baruku. Tetapi di sisi lain, inilah tahun akhir kuliahku. Di saat inilah, perasaan senang bercampur aduk dengan sedih.

Tak perlu layanan dari staff. Ruanganku sudah siap dipakai. Ada meja, kasur, dan televisi yang sudah terpasang disana. Lagipula, aku sudah mandiri melakukan segala hal.

" Aku kan mahasiswa tingkat akhir... mandiri dong kalau begitu "

Aku langsung pergi ke ruanganku dengan masih membawa barang-barangku yang berat. Syukurlah, ruangan apartemenku ini berada di lantai 2. Tak perlu menguras banyak energi.

Aku membuka kunci ruanganku. Tara.... Sesuai ekspetasiku. Semuanya sudah full-furnished. Tidak perlu repot memindahkan barang-barang lagi. Cukup dengan bawa diri dan pakaian, sudah dapat tinggal disini.

Oh... ya, aku belum bilang kalau apartemen ini sudah menjadi milikku dalam waktu 20 tahun kedepan. Orang tuaku dari kampungku membelikan apartemen baru karena mereka tahu apartemen lamaku sudah habis kontrak.

Perkenalkan diriku



Jon.

Sudah 20 Tahun. Aku ini adalah seorang anak kuliahan jebolan University of Hoenn. Mengambil Fakultas Filsafat. Menurutku, filsafat itu menarik. Kau bisa interpretasikan apa yang kamu bayangkan dengan realita sekarang. Jadi, itu mengajarkanmu untuk berpikir realita.

Dasar nasib memang, filsafat tidak seindah kata-kata. Aku sulit menemukan pekerjaan sampingan. Aku membutuhkan pekerjaan part-time agar mendapat uang jajan lebih dan membeli apartemen untuk 20 tahun yang lain.

Tapi jujur sih... cari kerjaan sampingan itu mudah saja. Negeri ini memang banyak pekerjaan sampingan. Ya... tapi aku tidak sama sekali minat dengan bentuk kerjaannya.

Mencuci piring.

Membantu kerjaan kantor.

Asisten Dosen.

Semua itu tidak aku minati walau bayarannya tinggi. Menurutku, itu hanya buang waktu saja.

Itulah perkataanku saat 2 tahun yang lalu.

Setelah aku berumur 19 tahun, aku menyerah dengan diriku sendiri. Aku akhirnya mencoba menjadi asisten dosen atas bujuk rayu dosen sosiologi lamaku. Katanya begini,

" Udah jangan sok ini sok itu, cobain dulu jadi asisten saya dan nikmatin aja. Masalah upah belakangan. Yang paling penting punya pengalaman aja. Dunia kerja kan bakal seperti ini "

Dari sepah kalimat itulah yang seolah katrol dan mesin gigi di otakku bergerak kembali dan aku menerima tawarannya sebagai asisten dosen. Benar apa kata beliau. Memang awalnya agak repot, tapi lama kelamaan jadi terbiasa. Aku menikmati menjadi asisten dosen.

Rupanya, pekerjaan itu hanya terjadi selama setahun. Dosenku itu rupanya mengundurkan diri dan memberiku upah bonus yang cukup bagiku.

Tak lama kemudian, aku menawarkan diri kembali menjadi asisten dosen untuk kedua kalinya. Tampaknya, dosen lain tampaknya tidak mau menggubris kemauanku. Gak jelas alasannya. Yang pastinya karena hal ini, aku menjadi kehilangan semangat untuk mengambil pekerjaan sampingan sampai suatu kejadian yang ingin aku ceritakan sekarang.

Cerita ini berawal dari niatanku ke Minimarket.

Aku waktu sedang berjalan ke Minimarket untuk membeli sandwich dan minuman segar. Minimarket itu memang jaraknya cukup dekat dengan apartemenku. Sekitar 2 blok jaraknya.

Saat di jalan, aku berpapasan dengan orang bermuka agak seram, badan yang sangat kekar, tinggi, dan warna kulit yang cukup gelap. Dia seperti orang Brazil campuran Jepang yang menyeramkan. Tatapan dia sangat tajam memberikan rasa seram bagi siapapun yang melihatnya. Ia memakai celana yang sobek yang menambah rasa premanisme. Tidak pakai baju, hanya bagian kalung atas saja yang ia pakai dan bertuliskan semacam logo "A" di bagian depan badan. Ia juga memakai seperti cat biru di pinggir mukanya.

Jujur, penampilannya itu cukup konyol. Sarung tangan kulit sintetis biru, kalung agak keemasan yang aneh, pinggir muka ditandai oleh cat biru, dan muncul logo huruf "A" yang justru semua orang memandang manusia itu. Sangat konyol dan bodoh. Bahkan mirip orang goblok. Tapi, aku tidak bisa mengata-katai ataupun tertawa melihat dia saat dia ada di situ. Bisa pecah tulang mukaku. Yang pastinya, semua orang menjauhi manusia itu.

Aku tahu orang itu. Dia punya catatan kriminal yang cukup buruk. Mulai dari kasus pemerkosaan, intimidasi, penjarahan tempat, dan pembajakan tempat vital di Hoenn. Dia adalah seorang admin dari Tim Kriminal yang dia sebut "Team Aqua". Matt, namanya.

Matt sebetulnya bukan nama aslinya. Tapi hanya kode nama di organisasi itu. Nama aslinya John Matthew Bourne. Dia sangat beruntung memiliki unsur "Matt" di dalam nama lengkapnya.

Matt sangat terkenal seram di semua kalangan orang. Begitu dia lewat di jalanan kota, semua orang tidak menggubris orang itu. Bak layak angin sepoi-sepoi dengan daun kering disampingnya. Pasti beterbangan.

Sebagian orang-orang membuang muka kepadanya. Sebal, seram, menakutkan, sangat mengintimidasi, dan dia memiliki suara yang keras dibandingkan orang lain. Dan satu hal, dia dibenci banyak orang lain.

Jujur saja, mengapa orang menilai dia dari luar saja? Ada pepatah Inggris mengatakan :

Don't Judge Book by It's Cover

Memiliki arti jangan menilai buku dari sampulnya. Nilailah dari isi buku. Boleh sampulnya tidak menarik, tapi kita tidak tahu isi dari buku itu termasuk judul yang tidak menarik. Aku sangat memegang teguh pepatah itu dan aku hanya senyum kepada orang itu walaupun ia tak menggubris satu pun.

Oke... dia adalah orang Jahat, kan ? Apakah dia menyakitiku ? Keparat semua orang yang membenci dari luar. Lalu, apakah kalian benar-benar benci kepadanya ? Bunuh saja dia kalau bisa ! Kau tak akan mampu melakukannya karena kau membunuhnya penuh nafsu bukan kebutuhan semata. Camkan itu !

Lupakan masalah itu, Aku jadi lupa kalau aku harus ke minimarket.

***

Setelah berbelanja dari minimarket, aku menyempatkan diri untuk ke daerah Lilycove. Lilycove sendiri adalah daerah pariwisata pantai dan terkenal dengan mercusuar yang sangat bersejarah. Mercusuar itu dibangun pada tahun 1900 dan telah mengalami 4 kali renovasi. Terakhir kali mercusuar itu direnovasi sekitar 2 tahun lalu. Aku pernah mendengar rumor bahwa tempat itu adalah sarang Team Aqua berada. Namun, aku tidak dapat menemukan tempat itu.

Langit jingga berhiaskan burung-burung berhamburan sana-sini di langit menghiasi kelabu sore yang akan menengelamkan sang surya. Waktu di jam tanganku sudah menunjukkan pukul 4.

Karena ingin menikmati sore dan aku cukup lelah berjalan, aku duduk di kursi dekat pantainya. Aku menikmati lambaian angin pantai yang seolah memanjakan kulitku. Sangat melegakan duduk di pantai sambil melihat ramahnya anak-anak yang bermain pasir pantai.

Tak lama kemudian, ada seseorang yang duduk disebelahku. Wajahnya sangat familiar. Sempat aku terdiam sesaat melihatnya.

Dia hanya duduk dan melihat ombak yang bergulung-gulung. Dia orang yang tadi berpapasan denganku saat aku hendak ke minimarket. 

" Hei, bukannya itu indah, ya ?" ucapnya, nada rendah pendiam

Aku sangat kaget dengan nada suara yang cukup berbeda. Nadanya rendah dibandingkan ekspetasiku. Aku tidak tahu harus menjawab apa. Jadi aku asal jawab saja dengan basa-basi klasik orang pertama bertemu. 

" Oh, iya ya " jawabku

Aku ini sebenarnya ingin pergi dari tempat itu. Tapi entah mengapa, sebagian diriku terdiam merengek untuk bertahan di tempat itu. Egois juga aku ini yang ingin menyelesaikan pembicaraan secara frontal. Aku pun mengurung niatku untuk kabur dan beursaha berada di tempat itu dengan minimal dia enyah dari kursi itu dahulu.

" Ummm, namamu siapa ? " tanya dia. 
" Jon " jawabku singkat melihatnya sesaat " Siapa kamu ? " tanya balikku.
" Matt " jawabnya pelan

Ding... benar dugaanku. Dia adalah Matt. Dialah orang yang tadi aku ceritakan itu. Aku baru tahu kalau dia orang yang agak pemalu. Nada suaranya saja rendah. Dia agak kaku juga. Pokoknya tidak seimbang antara proporsi badannya dan sifatnya. Aku tak kenal Matt dan Matt tidak kenal denganku. Aku tidak memikirkan macam-macam. Hanya terlintas Tim Aqua dan kabur dari kursi.

" Hmm... Matt ya ? Bukannya kau anggota Tim Aqua ? " tanyaku asal. Matt tampaknya berpikir sejenak untuk menjawab pertanyaanku ini. Aku rasa aku menanyakan hal yang salah. Tapi, Matt berani menjawabnya dengan lugas.

" Yep, memangnya kenapa ? " jawabnya masih dengan nada pelan

Yah... benar kan tadi aku bilang apa ? Salah tanya diriku ini. Aku harus langsung menutup pembicaraan itu. Kalau tidak, aku yang akan kena apes jika aku bertanya lagi lebih lanjut.

" Nggak, saya hanya tau saja "

Matt hanya menganggukan kepala saja. Kemudian, kapalanya kebali ke posisi normal ke arah depan.Aku berusaha untuk tidak berkomunikasi dengannya dahulu dengan alasan keamanan diriku. Tapi... Lagi-lagi, aku menyerah lagi. Aku yang tadinya tidak ada niatan berkomunikasi sekarang jadi saling ngobrol dengannya.

Obrolan terjadi begitu saja. Kami mengobrol tentang apapun yang muncul dipikiranku kecuali topik masalah dia. Pokoknya tidak ada masalah yang dibicarakan terhadap masalah Matt. Hanya sekadar basa-basi tidak jelas saja.

Meskipun dia agak malu, dia ternyata orang yang sangat ramah. Ngomong apa adanya. Jujur lah orangnya. Hmm... benar memang apa yang dikatakan oleh pepatah Inggris

“ Don't Judge the Book by It's Cover ”

Tapi ingat, ini cuman satu kali bertemu dengannya. Mana bisa aku simpulkan kalau dia jahat.

***

Angin malam tampak sudah terasa di kulitku. Angin yang sangat dingin bak air es yang menusuk kulitku. Karena aku takut mengalami kedingininan yang sangat dingin, aku beranjak pulang, menyudahi obrolan dengan Matt walau matahari masih menampakkan dirinya. Tadinya panas, sekarang dingin dengan cepat. Aku tidak tahu kalau waktu telah menunjukkan jarum antara 6 dan 7.

Aku pulang dengan tangan hampa. Minuman dari minimarket telah habis dahulu saat aku mengobrol dengan Matt. Aku juga tawari Matt minuman segar milikku, tapi dia menolak.

Aku pulang ke apartemen baruku. Kelelahan dari berjalan-jalan tidak jelas. Kulepaskan sepatu seharianku dan mengganti pakaian dengan baju yang santai. Membuka laptopku yang tebal dan sudah berumur tua. Bunyi suara sistem operasi Windows XP terdengar masih jernih.

Aku duduk di lantai dan menatap laptopku untuk mengerjakan tugas perkuliahan. Cukup rumit memang tugas kali ini. Bapak Joe memberikan tugas mengintrepretasikan kejahatan yang dilakukan oleh Tim Aqua dan Teori Al-Kitab yaitu 7 dosa besar.

Aneh ya ? Ketemu Tim Aqua dan ngobrol kebaikannya dan langsung buat tugas penelitian yang merendahkan martabat Tim Aqua.

Sekali lagi, tugas ini JAUH diadakan sebelum aku bertemu dengan Matt.

Aku membuka laptop untuk mencari refrensi lanjutan yang tajam mengenai teori tersebut. Tugas ini merupakan tugas akhir. Walhasil, karena tugas akhir tak mau sia-sia, aku jadi banyak buka Al-Kitab dan banyak membaca buku sejarah. Menonton film pun termasuk referensi tugas juga loh.

Untungnya, aku menyukai sebuah film yang memang sangat berhubungan dengan tugas ini.

Seven. Itulah judul filmnya. Aku menyukai film itu karena plot cerita yang menarik.

Film Seven sama persis dengan yang ditugaskan dengan Bapak Joe. Bercerita tentang seorang detektif muda dan senior yang harus memecahkan permasalahan seorang pembunuh yang menggunakan 7 Dosa Besar sebagai modus operandi. Film itu sangat bagus. Kau bisa merasakan film itu dengan apa yang kau rasakan. Banyak adegan yang cukup ngilu dan tidak aku sukai. Pembunuhan. Darah. Horror. Tetapi, Film itu sangat direkomendasikan bagi setiap penikmat film Film ini bukan untuk anak dibawah 17 tahun.

Oh... ya, Setiap film yang berbau seperti pembunuhan, horror, thriller, bahkan cannibalistic, aku tidaklah suka dengan adegan yang berlumuran darah.

Ibuku pernah mengatakan kalau aku mengidap penyakit Hemophobia yaitu fobia terhadap darah dan luka. Jadi intinya, ketika ada adegan membunuh, aku akan sangat takut melihatnya.

Sebenarnya Bapak Joe tidak mengharuskan Tim Aqua sebagai objek penelitian. Beliau membebaskan hal itu. Kau bahkan boleh menjadikan dirimu sebagai objek penelitian.

Aku memilih Tim Aqua karena itu cocok sekali menjadi objek penelitian. Rekor kriminal banyak. Staff yang biadab. Dan mudah dibuat contoh penyimpangan sosial. Terima Kasih Tim Aqua, nilai Filosofi-Sosiologiku jadi A.

Jari jemariku menari di atas papan ketik laptop dan menuliskan domain website Tim Aqua.

Web itu berisi hanya tulisan web pertama kali muncul dan terlihat sangat mudah diretas. Agak berantakan penampilannya. Kau akan pusing melihatnya. Gambar pun seperti gambar yang sering kali muncul di web windows 98 berjaya. Sangat aneh pokoknya.

Aku mencari beberapa nama yang terlibat dengan tim itu. Ketikkan jemari pertamaku adalah nama Matt. Benar ada nama itu. Dia merupakan petinggi staff Tim Aqua dan mengelola situs ini. Katanya dia merupakan kunci utama penggerak Tim Aqua.

Aku tidak tahu soal siapa pemimpin organisasi itu dan aku mencarinya melalui web itu. Setelah aku melakukan tiki-taka mencarinya, akhirnya aku mendapatkannya. Nama pemimpin organisasi Tim Aqua itu adalah Archie. Kau mau tahu seperti apa dia ?

Bayangkan saja karakter X-Men yang sangat terkenal itu, Wolverine. Maksudku lebih ke arah Logan. Janggutnya sangat tebal bak pembajak laut yang ditakuti. Ia seringkali memakai baju diving untuk melakukan penyelaman. Baju itu sangat ketat, sehingga bentuk tubuhnya terekspos. Tidak hanya itu, ia seringkali memakai kalung emas yang terlihat bodoh. Mega Anchor istilah kalung itu. Aku tidak tahu alasan dasar dinamakan seperti itu dan kurasa itulah lelucon yang sangat lucu yang aku pernah dengar. Banyak teman kampusku bahwa dia adalah seorang yang idiot. Benar. Itu Fakta. Zaki selalu mengejeknya dengan istilah itu.

Kalau kau teliti di web yang aku temukan, kau akan menemukan visi misi yang membuat semua pembaca geleng-geleng kepala. Masa iya ada visi misi meluaskan laut untuk daerah Pokemon sendiri ? Palalu Diluaskan ! Fakta bumi berbicara kalau air di Bumi ini sudah mencakup 70%. Kalau Tim Aqua memakai visi misi ini, ya matilah kita semua dan Pokemon yang hidup. Apakah kamu tahu film Waterworld yang dibintangi oleh Kevin Costner ? Ya... 11/12 nya merupakan penggambaran dunia penuh air. Tidak tahu filmnya ? Tonton sendiri, lah !

Selain itu, pemimpin Tim Aqua memang termasuk idiot. IQ saja jongkok. Aku pernah membaca di salah satu web kalau dia memiliki skor IQ mencapai 76. IQ itu dibawah rata-rata orang normal pada umumnya.

Sayang sekali, web yang kubaca kali ini sudah di blokir oleh Tim Aqua sendiri karena alasan berita bohong.

Fakta itu hanya dibeberkan di lingkungan kuliah sebab bukan konsumsi publik apalagi kau berbicara hal itu di depan Tim Aqua Grunts. Sok, aku coba tantangan kegregetan kalian melakukan hal itu di depan Tim Aqua Grunt, pasti kalian disekap dan diculik. Percaya deh. Mereka akan tersinggung karena kalian mencela pimpinannya secara ofensif.

Ya... setelah itu, aku melihat berapa anggota yang bergabung. Coba kalian tebak ? Berapa jumlah anggota Tim Aqua ? Apakah 20 ? 30 ? 40 ? Bukan ! Jumlahnya ada 78 orang, belum termasuk petinggi staff Tim Aqua. Jumlah itu cukup banyak untuk organisasi semacam itu.

Badan statistik setempat mengatakan kalau organisasi ini melonjak naik dari tahun ke tahun. Tahun 2003 saja saat mulai muncul organisasi ini ada 27 orang. Tahun 2007 sudah 36 orang. Tahun 2011 sudah 66 orang. Tahun ini sudah mencapai 78 orang. Memang naik terus datanya. Hal ini dikarenakan sugesti yang muncul di iklan TV yang sangat terngiang-ngiang bagi setiap netizen yang menontonnya. Jadi kalau kamu sekali menonton iklannya, kau pasti akan terhipnotis dengan kata-perkata yang sangat mudah diingat.

" JOIN TEAM AQUA NOW "

Itulah kalimatnya. Bahkan iklan itu pernah mendapatkan teguran dari komisi penyiaran setempat kalau kalimat itu telah melanggar aturan pertelevisian. Melanggar karena terlalu berlebihan saat ditayangkan.

Saat aku melihat isi website Tim Aqua, ada hal yang sangat menarik perhatianku. Pengrekrutan Tim Aqua. Isinya cukup menarik dan beda dengan tampilan web itu sendiri. Terlalu bagus. Sangat mirip dengan iklan TV.

REKRUTAN TIM AQUA

ARE YOU WANT TO JOIN PIRATEY ? ARE WANT TO WREST ANYBODY ? ARE YOU WANT TO BE FEARED BY OTHERS ?

JOIN US !

18+, FORM, TEA TIME

JOIN US NOW !

TELP XXXX-XXX-XXXX

Begitulah isi poster rektrutan Tim Aqua. Kelihatan menarik sekali sampai illustrator poster tidak mau buat seperti itu. Ketahuan memang malasnya mereka. Bagaimana mau bagus nama Tim Aqua kalau masih seperti itu layoutnya ? Kurasa benar berita bahwa Archie itu idiot.

Poster.

Web.

Visi Misi.

Matt.

Brilian !

Mataku tertuju pada nomer telepon yang aku maksudkan. Aku pun menyimpan kontak nomor telepon organisasi itu tanpa basa basi. Ku beri nama "Mie Ayam Aqua" untuk menyamarkan kontak agar tidak diketahui oleh orang lain.

Kurasa sudah cukup untuk terjun payung di dunia web dungu ini. Bahkan inti dari eksplorasi ini adalah tidak penting untuk dilihat. Jadi kau hanya membuang waktu dan membuang nyawa untuk hal ini. Masih lebih mending kalau webnya tertata rapi. Ini mah udah berantakan, aneh, gila, idiot, HIDUP lagi !

Ya Tuhan... bisakah kau beri hidayah kepada mereka semua ?

Gara-gara itu, aku tidak bisa tidur memikirkan mimpi buruk dari web itu sendiri.

" Aing baru bisa tidur jam 3 pagi loh, bangun jam 7. Keneh ngantuk pisan. Untung encan kuliah keneh " – Jon


***

--Matt--

" Matt, kau boleh istirahat "

Aku keluar dari ruangan bos. Menutup pintu ruangannya. Aku merasa lega hari ini. Semua pekerjaanku telah selesai semua. Tanda tangan sana-sini, mengawasi bawahan, dan menuruti apa kata bos bilang.

Inilah aku. Seorang Matt alias John Matthew Bourne. Nama keren yang orang tuaku telah berikan pada diriku. Umurku 24 tahun. Pekerjaanku adalah seorang admin atau petinggi Tim Aqua.

Siang ini, bosku memberikan istirahat dengan waktu yang cukup panjang. Bahkan, kau boleh istirahat keluar dari base.

Disini tidak ada apa-apa, selain vending machine yang hanya menawarkan sejenis minuman saja. Air Mineral saja. Ya... hanya air mineral. Ditambah dengan kegiatanku di kamarku yang membosankan.

Memainkan komputer jadulku yang lamban, memukul 500 kali di bantal pukul setiap hari, angkat besi, dan tidur. Mana kamarku juga berantakan. Baju berserakan dan kotor.

Siang ini, aku berencana untuk jalan-jalan tidak jelas. Aku ingin melihat kota dengan mataku sendiri. Sekalian juga aku ingin melihat apartemen murah bagiku. Aku ingin punya apartemen yang nyaman, kau tahu.

Aku keluar dari base begitu saja. Melangkah keluar dari base. Banyak sekali tumpah ruah manusia di kota Lilycove di siang hari. Semua orang tampaknya mencari makanan untuk makan siang. Kau tahu 14.30 masih terhitung sebagai waktu makan siang. Vendor makanan penuh oleh orang yang lapar.

Aku tadinya berniat mendatangi vendor makanan yang penuh itu. Ya... itu vendor ayam goreng. Mengingat aku masih dalam memakai baju Tim Aqua, aku mengurungi niat itu dan berjalan kembali entah kemana. Kau kan tahu alasannya. Aku ikut antre dan aku mendengar sesuatu yang tidak asing aku dengar. Dari belakangku mengatakan hal yang membuat aku tidak nyaman berada disini.

" Hei, ini kan si Matt yang suka lalalallalla " dan sebagainya.

Intinya diomongin dan itu juga ibu-ibu.

Setiap aku berjalan keluar dari base dan ke tempat umum seperti ini, aku melihat orang lain merasa aneh denganku. Semuanya agak menjauh dan cenderung membuang muka. Tidak ramah denganku.

Jujur, itu menyinggung diriku sangat mendalam.

Aku tahu aku ini seorang kriminal yang catatan rekornya buruk. Bukan berarti hanya karena itu orang menjauh. Aku melakukan kriminal karena suatu alasan yang tidak bisa aku bicarakan sekarang. Aku membiarkan mereka melakukan seperti itu.

Aku hanya jalan-jalan terus menerus dengan sambil berpikir terus menerus. Sesekali langkahku berhenti, kemudian berjalan lagi. Berjalan yang seperti tidak bermakna. Padahal kenyataannya, diriku ini sedang berpikir. Berpikir tentang kehidupanku yang begini-begini saja.

Kriminal - Bekerja - Makan - Tidur

Itu siklus hidupku.

Aku sudah berkali-kali keluar-masuk penjara. Macam-macam alasannya. Mulai dari mencuri hingga penganiayaan orang. Kebanyakan dari perkara itu hanya dijatuhi hukuman kisaran 2 bulan. Aku bertanya-tanya dengan diriku.

' Ada apa dengan diriku ? '

Pertanyaan itu belum kunjung aku dapatkan hingga kali ini.

Aku lelah dengan pikiranku ini. Aku juga lelah dengan langkah kakiku yang seolah untuk berhenti. Aku duduk di suatu bangku taman dengan seorang pria muda di sampingku. Dia membawa makanan kecil dan sekaleng minuman segar.

Waktu sudah menunjukkan sore. Matahari merefleksikan dirinya dengan air laut yang seolah larut dalam suasana. Semakin hari semakin sirna surya yang menyinari wajahku.

Aku tersadar bahwa inilah hal yang indah dalam hidupku. Melihat matahari sore yang indah yang menyorot mukaku. Seakan Tuhan memberikan cahaya kehidupan bagiku.

" Hei, bukannya itu indah ? " ucapku ke arah pemuda tersebut

Dia satu-satunya orang yang aku temui dan tidak membuang muka denganku. Dia sepertinya mengerti tentangku.

***

No comments:

Powered by Blogger.